1. Tanggung jawab Manajemen dalam laporan
keuangan
a.
Manajemen
bertanggungjawab terhadap ketepatan penerapan standar akuntansi,
penyelenggaraan pengendalian internal yang memadai, dan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
b.
Tanggungjawab
manajemen atas penyajian laporan keuangan dan penyelenggaraan sistem
pengendalian internal dimasukkan dalam laporan tahunan.
2. Tanggung jawab Auditor dalam audit laporan
keuangan
a.
Mendapatkan
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah
saji material, baik karena kesalahan yang tidak disengaja (error) maupun karena
kecurangan (fraud), sabagai dasar bagi auditor untuk memberikan opini tentang
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan rerangka pelaporan keuangan yang berlaku (applicable
financial reporting framework).
b.
Melaporkan
hasil audit atas laporan keuangan sesuai dengan standar audit serta sesuai
dengan hasil temuan audit.
Catatan:
Auditor hanya bertanggungjawab
terhadap opini yang diberikan atas laporan keuangan, berdasarkan audit yang
telah dilakukan sesuai dengan standar audit.
3. Salah saji material
Adalah tingkat kesalahan dalam laporan keuangan yang bisa
menyesatkan penggunanya, baik dalam bentuk penyimpangan dari SAK mupun dalam
bentuk ketidaklengkapan informasi. Ukuran materialitas salah saji ditentukan
berdasarkan pertimbangan profesional auditor.
4. Keyakinan memadai (reasonable assurance)
Adalah ukuran tingkat kepastian yang diperoleh
aditor setelah melakukan pengujian audit. Standar audit mengatakan bahwa keyakinan
memadai adalah keyakinan tingkat tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material.
5. Perbedaan Kesalahan (Error) dan Kecurangan (Fraud)
Kesalahan (error)
adalah salah saji tidak sengaja dalam laporan keuangan, sedangkan kecurangan (fraud) adalah salah saji yang
disengaja.
6. Alasan Auditor harus menerapkan prinsip
skeptisme professional
Karena Auditor
tidak boleh mempercayai kebenaran atau kewajaran suatu asersi (pernyataan)
sebelum melakukan pengujian.
7. Ciri atau Prinsip Skeptisme professional
a.
Pola
pikir mempertanyakan (questioning
mindset)
Karena meragukan kebenaran/kewajaran suatu asersi.
b.
Penundaan
kesimpulan (suspension of judgment)
Sampai diperoleh bukti yang memadai.
c.
Memperluas
pemahaman (search of knowledge)
Melakukan investigasi
melampaui hal-hal yang nampaknya sudah jelas (investigate beyond the obvious).
d.
Pemahaman
interpersonal (interpersonal
understanding)
Mengenali bahwa motivasi
dan persepsi seseorang bisa mendorong ke penyajian informasi yang bias dan menyesatkan.
e.
Otonomi
(autonomy)
Berpendirian kuat,
independen, mampu membuat keputusan, mampu bersikap analitis terhadap
pernyataan orang lain.
f.
Menjaga
harga diri (self-esteem)
Tidak mudah dipengaruhi
serta berani mengkritisi asumi dan kesimpulan pihak lain yang dipandang tidak
argumentatif.
8. Siklus
Transaksi dalam laporan suatu organisasi
a.
Siklus
pendanaan, berhubungan dengan pendanaan melalui saham, obligasi, atau utang bank.
b.
Siklus
investasi aset tetap, berhubungan dengan transaksi aset tetap,
mulai dari perolehan, pemeliharaan, hingga penghentian.
c.
Siklus
operasional, berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan, yang mencakup:
1)
Siklus
pengeluaran, berhubungan dengan pengadaan barang/jasa
untuk kegiatan operasional perusahaan.
2)
Siklus
produksi/konversi, berhubungan dengan aktivitas produksi
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
3)
Siklus
SDM/penggajian, berhubungan dengan transaksi untuk
Sumberdaya Manusia, mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan,
hingga pensiun.
4)
Siklus
pendapatan, berhubungan dengan transaksi penjualan
tunai/kredit dalam kegiatan utama perusahaan.
d.
Siklus
investasi instrumen keuangan, berhubungan dengan transaksi investasi sekuritas.
9. Tujuan pengelompokkan transaksi dalam
siklus transaksi
Adalah memudahkan
kegiatan operasi dan pembuatan laporan keuangan berbasis sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar